Friday, June 3, 2011

:: Sisi Sebuah Kehidupan ::

ku berjalan di tepian itu
ingin sekali mencari diri
tepian yang katanya takkan luput dimamah bumi

manusia,
penuh di sana sini sibuk ntah apa yang dicari
bila ditanya apa matlamat diri
pasti dijawab bertemu Hakiki
tanya dada tanya hati
sejauh mana kata itu tertanam di dasar sanubari...

hidup bukanlah perlumbaan
hidup bukanlah pergaduhan
hidup juga bukanlah sebuah keganasan...

tapi, kenapa kehidupan masih kejam
kejam terus menghukum insan bernama ini
yang hanya menumpang jalan di tepian
yang mungkin terjatuh perlukan pertolongan
mana mungkin ada yang memperlihatkan....

katalah apapun,
kejam....jahat...durjana....tidak adil...
namakan apapun
luahkan apapun
sebutlah apapun
tapi tanya pada diri
siapa yang memilih kehidupan ini
siapa yang pernah bergembira dalam kehidupan ini
siapa yang pernah berjaya dalam kehidupan ini
siapa yang pernah tersenyum tanpa duka di kehidupan ini
siapa yang pernah bergurau senda di kehidupan ini
siapa....
siapa lagi kalau bukan yang bertanya tadi

alam,
khabarkan pada manusia
nama tanah yang dipijak ini
udara apa yang dipinjam ini
harta apa yang diwaris ini
langit apa yang meliputi ini...
tolong tanyakan pada manusia
akan semua ini

atas tanah yang terpijak ini, masih tegar melakukan maksiat,
atas pinjaman udara ini, masih payah mengucap syukur
atas rezeki yang ada ini, masih bongkak melakukan zina
bawah langit ini, masih takbur menyebar dusta....
siapa ini???

apa dengan bongkak, takbur ini
masih menuduh kehidupan yang berlaku kejam??
apa dengan maksiat, dosa ini
masih mengata kehidupan ini yang tidak adil??
apa yang menghukum itu suka dihukum
dengan kata-kata hukuman itu tadi....
cepat benar manusia itu melatah

andai burung bebas berterbangan
bukti kehidupan bukan suatu halangan
andai laut tenang membiru
bukti kehidupan bukanlah sentiasa haru-biru
andai daun terus melambai di sapa angin
bukti kehidupan bukanlah suatu yang dingin.

duhai diri duhai manusia
tunduk ke bawah nampak bumi,
bumi dipunya Yang Hakiki,
dongak ke atas terlihat langit
langit di punya Al-Khaliq,
terlihat kanan terlihat kiri
segala yang ada tetap memenuhi
aturan Allah Al-Ali...

bila alam tenang berfungsi
raihlah syukur masih bernafas ke hari ini
bila alam tenang mengalun merdu
raihlah cinta dan rasa rindu
bukan untuk diri dunia semata
tapi paksi pada pencipta...
moga redha bukan cebisan kaca
lebih bernilai dari paduan permata
yang hilang dicari
yang jauh dirapati
yang dekat di genggam erat sehingga mati
agar syurga terbuka saat kaki melangkah pergi...

No comments:

Post a Comment

Jom berkongsi